Interes.id – Gerakan Bersama Anti Komunisme atau Gebak dideklarasikan pada 6 September 1957 di Bukittinggi Sumatera Barat, dengan Kolonel Dahlan Djambek sebagai Sekretaris Jenderalnya. Hadirnya Gerakan anti komunis ini tertulis dalam buku Perlawanan Seorang Pejuang ; Biografi Kolonel Ahmad Husein, yang ditulis Mestika Zed dan Hasril Chaniago.
Meski dideklarasikan di Bukittinggi, namun perjalanan Gebak sudah di mulai dari Kota Padang. dua hari sebelumnya atau Empat September. Hal itu ditulis Audrey Kahin dalam buku Dari Pemberontakan ke Integrasi : Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926 – 1998.
Menurut Mestika Zed, Gebak merupakan gerakan masyarakat Sumatera Tengah untuk menentang ajaran dan aksi-aksi kaum komunis. Gerakan ini diisi berbagai unsur masyarakat, partai politik,ulama,pemuka adat dan milter. Mereka kemudian memilih Kolonel Dahlan Djambek yang selama ini dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan anti komunis sebagai Sekretaris Jenderal.
Menurut Kahin, Dahlan Djambek yang merupakan putra ulama besar Minangkabau Syekh Djamil Djambek, bahkan mendorong permusuhan secara terbuka dengan komunis. Sebelumnya perseteruan dengan komunis di Sumatera Barat saat itu bak api dalam sekam, apalagi Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah menentang Dewan Banteng sejak Desember 1956 dan meminta dibubarkan.
Lihat juga : Polwan Pertama Indonesia Berasal dari Sumatera Barat
Hanya sehari setelah gerakan anti komunis ini berdiri, Letnan Kolonel Ahmad Husen yang juga bergabung, berhasil memasukkan anti komunisme sebagai satu dari enam poin tuntutan daerah yang ditandatangani bersama tokoh lain di Sumatera. Dokumen itu dikenal dengan Piagam Persetujuan Palembang yang kemudian di bawa ke Musyawarah Nasional yang berlangsung di Gedung Proklamasi Jakarta, pada 10 – 13 September 1957.
Sebagai Sekjen Gebak Dahlan Djambek terus berberkoordinasi dengan gerakan anti komunis di daerah lain. Bahkan seperti yang di tulis Audrey Kahin dalam pidato di akhir Oktober 1957, Dahlan Djambek menuduh komunis sebagai salah satu faktor yang menghambat kerjasama Soekarno dan Muhammad Hatta, serta pihak yang menentang gerakan daerah. Akhirnya gerakan serupa muncul di berbagai tempat khususnya di Sumatera.
Lihat juga : Belajar Langsung dari Bung Hatta, Koperasi dan Pemikiran
Paham komunis yang identik dengan Partai Komunis Indonesia sempat memiliki banyak pengikut di Sumatera Tengah. Namun pamornya masih kalah dibanding partai lain yang bernafas islam. Terbukti pada pemilihan Umum (Pemilu) 1955, PKI hanya mendapatkan satu kursi untuk DPR. Mereka kalah oleh Masyumi dan Perti, bahkan dengan selisih suara signifikan.