Interes.id – Arkeolog dan geolog meninjau temuan batu-batu berbentuk tak lazim di lokasi penambangan galian C, Bukik Paladangan, Korong Surantiah, Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat pada Kamis (12/10/2023).
Penemuannya telah menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat dan menjadi viral di media sosial sejak awal Oktober 2023 lalu. Sebagian menduga batu-batu yang terlihat merupakan artefak dari zaman neolitikum dan megalitikum.
Menilik bebatuan dan susunannya, ada pula yang membayangkan bahwa di dalam Bukik Paladangan terdapat situs seperti yang ditemukan di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Situs Gunung Padang disebut sejumlah ahli merupakan struktur piramid, yang umurnya lebih tua dari piramida di Mesir yang selama ini dikenal.
Pantauan Interes.id, batu-batu di Bukik Paladangan memiliki ukuran dan bentuk serupa, tergeletak berpencar di kaki bukit bekas galian. Dari tebing-tebing yang belum diruntuhkan, tersembul sekelompok batu seperti tonggak yang tersusun.
Meski tidak dikeramatkan, Bukik Paladangan sering didatangi warga pencari batu nisan untuk makam keluarga mereka. Namun, warga tidak menyadari bahwa batu yang sering diambil ternyata merupakan bagian dari tumpukan besar seperti yang terlihat kini.
Guru besar arkeologi Universitas Andalas (Unand) Herwandi mengatakan, Bukik Paladangan yang menjadi tempat temuan batu-batu berbentuk tak lazim tersebut sebagai Objek Diduga Cagar Budaya atau ODCB. Dugaan dikuatkan dengan adanya batu seperti lesung dan batu berulir.
Sementara itu, pendapat berbeda datang dari geolog Ade Edward. Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatera Barat ini, batuan yang terlihat merupakan columnar joint atau tiang kekar akibat proses alam pembekuan magma yang terjadi puluhan juta tahun lalu.
Ade mengatakan, columnar joint termasuk struktur geologi langka, tetapi dapat ditemukan di sejumlah negara seperti Devils Tower, Crook County, Wyoming Amerika Serikat. Di Indonesia, columnar joint ditemukan di Gunung Tungkat, Jambi.
Baik Ade Edward maupun Herwandi menduga, bisa saja ada aktivitas kebudayaan di lokasi itu pada masa silam sehingga ada potensi sebagai cagar budaya sekaligus cagar geologi yang bernilai tinggi.