Interes.id, Dharmasraya – Puluhan perahu tradisional mengikuti Arung Pamalayu di Sungai Batang Hari Dharmasraya, dalam Festival Pamalayu ke dua, pada 23 Agustus 2022.
Pengarungan ini dimulai dari kawasan jembatan Pulau Punjung menuju kawasan Candi Pulau Sawah di Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat. Pengarungan di mulai pada pukul 10.00 wib.
Perahu-perahu milik warga itu membawa ratusan orang, yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, seperti pelajar, ibu rumah tangga, mahasiswa, pegawai pemerintah, perwakilan TNI dan Polri, serta jurnalis.
Arung Pamalayu ditargetkan memakan waktu selama 30 menit. Acara ini baru dua kali di gelar oleh pemerintah setempat. Sebelumnya festival pertama berlangsung pada 2019, namun tertunda karena pandemi covid 19. Kegiatan kedua ini menjadi bagian dari Kenduri Swarna Bhumi, yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Penyisiran sungai Arung Pamalayu dengan puluhan perahu tradisional ini merupakan salah satu cuplikan sejarah saat datangnya pasukan Ekspedisi Pamalayu yang diutus Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari menuju Kerajaan Dharmasraya di abad ke-12.
Saat itu, Kertanegara mengutus mereka untuk menjalin persahabatan dengan Dharmasraya, guna membendung kemungkinan datangnya pasukan dari Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan. Kedatangan mereka saat itu juga membawa Arca Amogapasha, sebagai bentuk persaudaraan.
Selain untuk mengenang sejarah di masa silam, Arung Pamalayu juga upaya untuk menggelorakan penyelamatan Sungai Batang Hari yang keruh dan tercemar.
Di sepanjang perjalanan Arung Pamalayu peserta menyaksikan kondisi pemukiman warga, serta air sungai Batang Hari yang sejak puluhan tahun lalu telah keruh dan tercemar. Sebelumnya, Sungai Batang Hari berair jernih dan menjadi sandaran masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk air minum, mandi dan mencuci.
Di kawasan Candi Pulau Sawah, peserta telah dinantikan oleh ribuan warga, termasuk Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, serta dua bupati dari Provinsi Jambi.
Para kepala daerah yang hadir di Arung Pamalayu sepakat untuk menjadikan Sungai Batang Hari kembali seperti masa silam, yang bersih dan lestari.
Lihat juga: Festival Pamalayu di Candi Pulau Sawah